Hayo kita kepoin Pemeriksaan BTA !!
sumber : https://www.gettyimages.com/photos/tuberculosismediatype=photography&phrase=tuberculosis&sort=mostpopular |
Pemeriksaan BTA adalah prosedur untuk mendeteksi bakteri penyebab penyakit tuberkulosis (TB). Bakteri TB dapat hidup di lingkungan asam, sehingga pemeriksaan terhadap bakteri ini dikenal dengan nama pemeriksaan bakteri tahan asam (BTA).
Pemeriksaan BTA dilakukan dengan memeriksa keberadaan
bakteri di berbagai organ tubuh, utamanya melalui pemeriksaan sampel dahak,
mengingat tuberkulosis (TB) paling sering menyerang paru-paru. Selain memeriksa
sampel dahak, pemeriksaan BTA juga dapat menggunakan sampel darah, tinja,
urine, dan sumsum tulang untuk melihat infeksi TB di luar paru. Artikel ini
akan membahas pemeriksaan BTA dengan sampel dahak. Jika pasien tidak dapat
mengeluarkan dahak dari saluran pernapasan, pasien dapat menjalani prosedur bronkoskopi
untuk mengambil sampel dahak.
Indikasi Pemeriksaan BTA
Pemeriksaan BTA dilakukan pada seseorang yang diduga
menderita infeksi tuberkulosis (TB atau TBC). Gejalanya dapat berupa:
1.
Batuk kronis
2.
Batuk darah
3.
Nyeri dada
4.
Penurunan berat badan
5.
Berkeringat pada malam hari
6.
Demam
7.
Menggigil
8.
Lemas
Peringatan Pemeriksaan BTA
Pemeriksaan BTA dengan pengambilan sampel dahak secara
langsung tidak menimbulkan efek samping yang berbahaya. Efek samping yang dapat
terjadi bersifat ringan seperti iritasi pada tenggorokan sehingga menimbulkan
bercak darah pada ludah atau dahak, serta rasa pusing karena batuk yang terlalu
kencang saat pengambilan dahak.
Untuk pengambilan dahak dengan metode bronkoskopi, walaupun
jarang, berisiko menimbulkan:
1.
Reaksi alergi terhadap obat bius atau obat tidur
2.
Detak jantung tidak teratur
3.
Tegangnya otot saluran pernapasan
4.
Perdarahan
5.
Infeksi
6.
Robekan jaringan paru-paru
Persiapan Pemeriksaan BTA
Pasien yang akan menjalani pengambilan sampel dahak, tidak
boleh makan atau minum terlebih dahulu pada pagi hari setelah bangun tidur.
Setelah bangun tidur, pasien diharuskan menggosok giginya sebelum melakukan
pengambilan sampel dahak. Perlu diingat bahwa pada saat menggosok giginya,
pasien tidak boleh menggunakan obat kumur antiseptik (mouthwash).
Prosedur Pengambilan Sampel
Pemeriksaan BTA
Untuk mengumpulkan sampel dahak, pasien akan diberikan wadah
khusus dari plastik steril. Untuk mengeluarkan dahak, terlebih dahulu pasien
menghirup napas dalam-dalam dan menahannya selama sekitar lima detik. Setelah
ditahan, napas kemudian dikeluarkan secara perlahan. Ulangi langkah menghirup
napas, kemudian batukan dengan keras hingga dahak naik ke mulut. Dahak yang
sudah ada di mulut kemudian dikeluarkan ke dalam wadah plastik yang sudah
disediakan dan ditutup rapat.
Pengambilan dahak tidak hanya dilakukan 1 kali, melainkan 3
kali dengan metode waktu SPS (sewaktu-pagi-sewaktu). Sampel dahak pertama
diambil sewaktu dokter meminta sampel dahak. Dahak kedua diambil pagi hari
keesokan harinya dan dahak ketiga diambil saat mengantarkan sampel dahak yang
kedua ke laboratorium (lab). Selain metode SPS, dahak juga bisa diambil 3 hari
berturut-turut setiap pagi.
Jika pasien tidak dapat mengeluarkan dahak melalui metode
tersebut, pasien dianjurkan untuk mengambil dahak melalui metode bronkoskopi.
Metode ini akan menggunakan alat khusus seperti selang yang dilengkapi dengan
kamera dan dimasukkan dimasukkan lewat mulut. Pasien akan terlebih dahulu
diberikan obat bius semprot dan obat tidur agar lebih rileks pada saat prosedur
bronkoskopi dilakukan. Setelah diberikan obat bius dan obat tidur, dokter
secara perlahan akan memasukkan selang bronkoskopi hingga mencapai daerah yang
terdapat dahak. Dahak kemudian disedot menggunakan selang bronkoskopi dan
dikumpulkan di wadah khusus. Selang kemudian ditarik keluar dan pasien sudah
bisa beraktivitas biasa. Pada beberapa kasus, dokter juga akan mengambil
jaringan saluran pernapasan jika diperlukan.
Sampel dahak akan dianalisis dengan pewarnaan sampel dengan
zat khusus dan pengamatan mikroskop. Pemeriksaan ini paling cepat dan paling
mudah dilakukan, dibandingkan dengan pemeriksaan untuk penyakit TB lainnya,
seperti kultur BTA dan genexpert.
Setelah Pemeriksaan BTA
Setelah pemeriksaan bakteri tahan asam selesai di lakukan di
laboratorium, dokter akan menyampaikan hasilnya kepada pasien beserta keluarga
terdekat. Bila pasien terbukti menderita tuberkulosis (TB) paru, pasien perlu
berkomitmen untuk minum obat TB sampai batas waktu yang ditentukan, bisa 6
bulan atau lebih. Kepatuhan pasien untuk minum obat sangat diperlukan, untuk mencegah
kebalnya kuman terhadap obat standar untuk menangani TB. Penyembuhan akan
sangat sulit jika bakteri TB sudah kebal terhadap obat standar, dan dapat
berakibat fatal hingga menyebabkan kematian.
Pasien dianjurkan untuk mengajak salah seorang anggota
keluarga pada saat menerima hasil diagnosis dokter. Anggota keluarga ini akan
bertindak sebagai pengawas minum obat (PMO), untuk membantu mengingatkan pasien
agar minum obat secara teratur.
Ditinjau oleh: dr. Tjin Willy
Komentar
Posting Komentar